maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses

atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Status

Ubah Data Diri

Form Pendaftaran Event

Alert

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Semangat Melayani Pembaca Tempo

Jumat, 30 Juni 2023 | 09:05 WIB

Acara peluncuran logo baru Tempo.co di Plataran Senayan, 21 Juni 2022

Untuk sukses mengarungi era digital ini, Tempo menyadari pentingnya sebuah kredo baru: berorientasi melayani pembaca. Sekilas terkesan konvensional, tapi implementasi dari kredo ini di platform digital punya implikasi besar. Pengembangan produk baru, penentuan strategi bisnis dan penekanan pada intensitas komunikasi dan interaksi (engagement), harus berubah dan disesuaikan dengan kepentingan pembaca.

Hanya dengan pendekatan yang berorientasi pada pembaca, media bisa tetap relevan dalam menjawab kebutuhan informasi dan komunikasi audiensnya. Penerbit media atau publisher yang mampu memproduksi konten yang relevan untuk audiensnya, pasti kredibel dan dipercaya publik, dan mampu mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dengan klien bisnisnya.

Dalam konteks itulah, inisiatif membership Tempo menjadi penting. Sejak dimulai pada awal 2021 lalu, ditandai dengan terpilihnya Tempo sebagai salahsatu dari 16 media sedunia yang mengikuti fellowship bertajuk "Membership in News" yang diorganisasikan oleh Media Development and Investment Fund (MDIF) bersama the Membership Puzzle project, manajemen dan redaksi Tempo secara konsisten mengembangkan produk ini sebagai inisiatif unggulan untuk meraih loyalitas pembaca.

Setiap pekan selama dua tahun terakhir, Tempo rutin mengadakan interaksi di berbagai grup Telegram tentang berbagai topik hangat yang sedang dibicarakan publik. Beberapa hari sebelumnya, topik itu telah dilempar ke publik via media sosial dalam bentuk kuis, thread maupun skema engagement lainnya. Pengikut akun media sosial Tempo yang tertarik dengan topik itu, bisa mengklik tautan ke laman membership untuk bergabung ke grup Telegram terkait dan berpartisipasi dalam diskusi.

Di akhir setiap diskusi via chat di Telegram, admin Tempo selalu mengingatkan member regular bahwa akses berinteraksi lebih intensif juga tersedia melalui paket pelanggan VIP. Dengan berlangganan paket sekitar Rp 100 ribu per bulan, pembaca bisa terlibat dalam diskusi video streaming, sesekali hadir langsung di rapat redaksi, maupun diprioritaskan hadir dalam event utama Tempo.

Pendekatan berorientasi pada pembaca ini telah membawa perubahan radikal pada cara berpikir Tempo dalam melayani pembacanya. Kini, dalam setiap diskusi pengembangan produk baru, aspek penting yang selalu diutamakan adalah apa relevansinya untuk pembaca dan bagaimana pembaca akan mendapat manfaat dari produk itu. Perubahan pola pikir itu akan menjadi kebiasaan dan kultur yang pada akhirnya menjadi ciri khas dari setiap produk Tempo.

Penting digarisbawahi bahwa manajemen Tempo memilih model bisnis membership dan subscription karena model ini berkorelasi erat dengan kualitas pemberitaan. Model bisnis lain yang menekankan impresi dan volume berita kerap kali tidak berkorelasi langsung dengan kedalaman dan akurasi faktual dari berita. Sepanjang berita itu memakai keyword yang sedang trending dan memenuhi kaidah SEO, dijamin konten itu akan mendapat banyak pembaca dan mendatangkan rupiah.

Tempo memilih model bisnis lain, yakni subscription dan membership, karena ingin pembaca yang ada di poros utama penerbitan ini. Jika pemberitaan Tempo tidak berkualitas, maka pembaca akan berteriak paling dulu. Jika pembaca tidak puas, maka pembaca tidak akan mau membayar langganan maupun paket membershipnya. Dengan kata lain, Tempo mempertaruhkan reputasinya sebagai media yang kredibel, berimbang dan berkualitas, dengan memilih model bisnis yang berorientasi pada readers revenue ini.

Memang, ekosistem informasi kita saat ini belum memungkinkan model bisnis seperti ini bisa meraih banyak pembaca dalam waktu singkat. Pertumbuhan sektor ini lambat meski tetap mencatat kenaikan. Apa mau dikata: insentif untuk konten recehan dan mis/disinformasi kadang lebih menggiurkan, dan itu membuat banyak publisher tertarik untuk membuat konten trending yang kerap tidak mengindahkan kode etik. Namun konsistensi Tempo pada akhirnya pasti akan berbuah. Pembaca loyal Tempo yang pada saatnya akan memastikan media independen ini selalu hadir dengan pemberitaan yang investigatif dan mendalam.