Udin Award Kelima untuk Tempo
Udin Awards
Juri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memilih Bocor Alus Politik sebagai penerima penghargaan Udin Award pada peringatan ulang tahun ke-30 organisasi wartawan itu pada akhir pekan lalu. Udin adalah panggilan Fuad Muhammad Syafruddin, wartawan harian Bernas dari Yogyakarta yang dibunuh pada 16 Agustus 1996 karena memberitakan korupsi dan kolusi pejabat serta militer di kota itu.
Bagi Tempo, Udin Award tahun ini adalah penghargaan kelima setelah yang pertama pada 2008, 2018, 2020, dan 2021. Pada 2018, AJI memberikan Udin Award karena menilai redaksi Tempo mempertahankan prinsip jurnalistik setelah digeruduk massa Front Pembela Islam yang tersinggung kami memuat kartun pemimpin mereka, Rizieq Syihab, yang bermukim di Arab Saudi.
Kali ini juri Udin Award menilai siniar Bocor Alus telah menginspirasi publik mengawal pers yang bebas dan independen. Juri juga mengapresiasi siniar di YouTube itu sebagai program yang berani membicarakan isu sensitif yang bermanfaat dan berdampak bagi kepentingan publik. Bagi Bocor Alus Politik, Udin Award adalah penghargaan kedua setelah Penghargaan Pogau dari Yayasan Pantau pada Juni 2024.
Penilaian para juri itu mengharukan. Mereka berhasil menangkap esensi dan tujuan kami membuat siniar itu di YouTube. Jika juri menilai kami berani menyenggol isu sensitif, itu bukan karena kami tak punya rasa takut. Kami lebih memikirkan bagaimana hak publik mendapatkan informasi yang kredibel, penting, dan relevan. Siniar Bocor Alus dulu kami bangun karena kebutuhan akan penyebarluasan informasi melalui medium yang mudah dijangkau publik.
Menurut survei-survei akses berita, misalnya Populix pada Maret 2022, sebanyak 94 persen orang Indonesia mencari informasi di YouTube. Dengan audio-visual, YouTube memang efektif menjadi medium informasi ketimbang situs web yang menyajikan informasi berupa teks. Apalagi media cetak seperti yang masih kami lakukan dengan menerbitkan majalah Tempo.
Disrupsi Internet membuat popularitas berita yang dicetak berkurang. Pembaca tak lagi membaca berita di kertas yang berisi informasi. Web jauh lebih mudah dan murah untuk menjangkau informasi. Tapi kemudahan itu membuat publik acap terkubur informasi yang berlimpah. Dengan kekuatan mesin pencari, pembaca bisa mendapatkan apa saja informasi yang mereka inginkan. Adapun produsen informasi dapat membuat berita apa saja tak peduli penting atau relevan untuk kepentingan publik.
Karena fenomena itu, kami membuat siniar Bocor Alus Politik di YouTube dua tahun lalu. Tujuannya sederhana: menyebarkan informasi di majalah Tempo lebih luas. Sebab, selain menerbitkannya dalam versi cetak, kami mempublikasikan artikel-artikel setiap pekan di web. Namun, untuk mengaksesnya, pembaca mesti membayar. Tentu saja tak semua orang mau dan mampu membeli berita, kendati murah.
Kami memang menempuh cara tak populer itu dengan membuat dinding pembayaran di artikel-artikel premium. Pembaca harus berlangganan Rp 50 ribu sebulan jika ingin mengakses berita Tempo via web atau aplikasi. Bukan kami hendak membatasi informasi, tapi kami ingin independen membuat berita. Bagaimanapun, produksi informasi membutuhkan biaya. Kami ingin sepenuhnya bergantung pada dukungan pembaca untuk memproduksi informasi yang kredibel itu, bukan pada iklan yang makin intrusif mempengaruhi informasi karena memakai mesin algoritma.
Namun hak publik mendapatkan informasi tak boleh terhalang oleh benturan biaya. Maka kami membuat siniar Bocor Alus Politik agar pembaca tetap mendapatkan informasi kredibel, mendalam, dan investigatif yang muncul di majalah Tempo setiap pekan. Karena itu, siniar Bocor Alus berisi kisi-kisi tulisan kami di desk Politik.
Kami bersyukur jika kisi-kisi itu dianggap berani dan memberikan cukup informasi. Kendati kami ingin publik membaca informasi yang lebih lengkap di majalah versi web atau cetak, kisi-kisi setidaknya memberikan bekal cukup kepada publik untuk mengetahui apa yang terjadi di balik banyak peristiwa politik. Itu sebabnya kami juga memproduksi siniar Jelasin Dong untuk isu ekonomi. Kami sedang menyiapkan siniar untuk isu-isu lain agar semua tulisan kami bisa dijangkau dalam versi obrolan audio-visual.
Di tengah maraknya misinformasi dan disinformasi, membuka apa yang ada di baliknya menjadi penting. Sebab, apa yang tampil di permukaan acap kali tak sesuai dengan apa yang ada di baliknya. Di permukaan, para politikus bisa berangkulan dan berbicara tentang soal-soal kenegaraan yang adiluhung. Di belakang, mereka bertransaksi untuk kepentingan kekuasaan yang naif dan jahat.
Maka, jika usaha-usaha itu mendapatkan penghargaan, kami melihatnya sebagai apresiasi atas prinsip, visi, dan misi kami memproduksi informasi. Semuanya untuk melayani Anda, para pembaca. Demi publik dan Republik yang lebih baik.